Banjir di Kalimantan Timur, Bencana Alam atau Akibat Ulah Manusia

Banjir di Kalimantan Timur, Bencana Alam atau Akibat Ulah Manusia, Dua kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur, diterjang banjir besar, pertengahan Mei 2021. Warga merayakan lebaran di sedang kepungan air.
Lebih dari 2.500 tempat tinggal tangga di Kabupaten Berau dan Kabupaten Kutai Timur [Kutim] terdampak bencana ini yang sebagian warga harus mengungsi.
Hujan bersama intensitas tinggi memicu debit air Sungai Kelay dan Sungai Segah di Kabupaten Berau meluap. Kondisi serupa terjadi terhadap Sungai Wahau, yang meluap di Kutai Timur.
Walhi Kaltim meminta pemerintah mengevaluasi seluruh perizinan di Kaltim, lebih-lebih di tempat rawan banjir dan rawan longsor. prediksi togel wla Tak kecuali perizinan tambang batubara dan sawit.

Dua kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur, diterjang banjir besar, waktu Lebaran Idul Fitri 2021. Lebih dari 2.500 tempat tinggal tangga di Kabupaten Berau dan Kabupaten Kutai Timur [Kutim] terdampak bencana ini yang sebagian warga harus mengungsi.

Hujan bersama intensitas tinggi memicu debit air Sungai Kelay dan Sungai Segah di Kabupaten Berau meluap. Luapan terjadi sejak Kamis [13/5/2021], pukul 18.00 Wita, merendam dua Kecamatan di Berau. Kondisi serupa terjadi terhadap Sungai Wahau, yang meluap. Di Berau, tinggi wajah air yang menggenangi tempat tinggal warga menggapai 100 hingga 200 cm. Sementara tempat tinggal warga di Kutai Timur tergenang air jadi 25-100 cm.

Hingga sepekan, banjir di dua kabupaten itu belum surut sepenuhnya. Liana, warga Kampung Tumbit, Berau, menyebut banjir memicu warga merayakan lebaran di sedang kepungan air.

“Ketika debit air meninggi kita jadi khawatir. Besoknya air naik, kita langsung angkut-angkut barang,” katanya.

Menurut dia, sepekan banjir di Berau memicu 15 kampung dari 4 kecamatan terendam. Hari ketiga Lebaran, cuaca cukup cerah, tetapi banjir malah tambah tinggi. “Kampung yang kebanjiran itu dilewati Sungai Kelai dan Sungai Segah. Jadi, banjir ini kiriman,” jelasnya.

Novita, warga Muara Wahau menjelaskan, banjir di wilayahnya termasuk terjadi hingga sepekan. Menurutnya, Muara Wahau merupakan tempat yang jarang diterjang banjir. “Saya lahir di Wahau, kecuali sungai pasang, biasanya tidak besar. Tapi ini berbeda, debit airnya tinggi prediksi togel mbah semar,” ujarnya.
Camat Muara Wahau, Ashari menjelaskan, banjir yang terjadi sepekan terakhir telah menenggelamkan 7 desa. Beberapa desa yang terdampak adalah Desa Muara Wahau, Nehes Liah Bing, Jak Luay, Long Wehea, Dabeq, Diaq Lay, dan Benhes. “Kemungkinan tersedia ribuan jiwa terdampak,” sebutnya.

Sementara, kecamatan yang terdampak banjir di Kabupaten Kutim tersedia 8 yakni Muara Bangkal, Batu Ampar, Muara Ancalong, Long Mesangat, Busang, Telen, Muara Wahau, dan Kombeng.

Menurut laporan tertulis tim Pusat Pengendali dan Operasi [Pusdalops] Badan Penanggulangan Bencana Daerah [BPBD] Kabupaten Kutai Timur, Sukasno Haryanto, banjir telah berdampak terhadap sebanyak 1.690 KK, merendam 690 rumah, 20 unit sarana lazim dan 203 hektar perkebunan. Jumlah tersebut diperkirakan bakal tetap bertambah.

“Tim BPBD Kabupaten Kutim tetap melaksanakan pendataan bersama sebagian pihak kecamatan, TNI dan Polri, dan pihak lainnya, termasuk mendata kebutuhan warga,” ujarnya.

Banjir di Kalimantan Timur, Bencana Alam atau Akibat Ulah Manusia

Berau dan Kutai Timur adalah dua kabupaten yang didiami perusahaan batubara. Banjir di Berau sempat menerjang tempat PT. Rantaupanjang Utama Bhakti [RUB] dan memicu jebolnya tanggul batubara punya perusahaan tersebut. Banjir tambah di dalam akibat tumpahan air dari tanggul yang jebol.

Jebolnya tanggul batubara turut merendam permukiman warga di kampung Bena Baru, Kabupaten Berau. Jaringan Advokasi Tambang [Jatam] Kaltim merilis, bencana banjir ini adalah yang terbesar di dalam kurun waktu 20 tahun terakhir. Berdasarkan information yang dikeluarkan BPBD Berau, sebanyak 2.308 KK terdampak.

“Pemerintah setempat tidak dapat bersembunyi di balik narasi fenomena alam, harus termasuk lihat kerusakan bentang alam. Terutama, alih kegunaan lahan jadi konsesi tambang batubara di kawasan hulu, dan juga sepanjang tempat aliran sungai,” ujar Dinamisator Jatam Kaltim, Pradarma Rupang, baru-baru ini.

Jebolnya tanggul PT. RUB bahkan jadi percakapan viral di fasilitas sosial warga. Perihal itu, Kapolda Kaltim Irjen Pol Herry Rudolf Nahak mengirimkan tim untuk melaksanakan penyelidikan. Apakah benar gara-gara fenomena alam berwujud luapan sungai atau gara-gara kesalahan manusia.

“Saya telah kirim Ditkrimsus ke sana, apakah ini terlampau gara-gara luapan sungai gara-gara tingkat hujan yang tinggi atau gara-gara human error,” kata Kalpolda Herry.

Menurut dia, pihaknya terima laporan awal banjir terjadi gara-gara air sungai yang meluap melalui tingginya tanggul. Namun, pihaknya tetap menurunkan tim investigasi, gara-gara faktanya di kawasan itu banyak dihuni perusahaan tambang batubara forum prediksi togel.

“Jika tersedia penambangan batu bara ilegal silakan membuat laporan,” sebutnya.

Sementara di Kabupaten Kutim, tak hanya tambang batubara, di wilayah ini termasuk didiami perkebunan sawit skala besar, hutan tanaman industri, dan hak penguasaan hutan (HPH). Wahana Lingkungan Hidup [Walhi] Kaltim menilai, banjir waktu ini adalah jawaban atas seluruh investasi besar yang ada.

“Ibarat bom waktu, seluruh investasi itu bakal jadi sekarang,” kata Direktur Walhi Kaltim, Yohana Tiko. Menurut dia, mestinya pemerintah tidak abai lihat fenomena ini.

“Seharusnya, hutan tidak diakses habis-habisan. Seharusnya, tersedia tempat pelindung baik hulu maupun hilir. Yang terjadi sebaliknya, aliran sungai tidak tersedia pelindung bahkan buffer zone,” jelasnya.

Pemerintah sebaiknya mengevaluasi seluruh perizinan di Kaltim, lebih-lebih di tempat rawan banjir dan rawan longsor. “Tak kecuali perizinan tambang batubara dan sawit,” jelasnya.

Bantuan

Pemerintah Kabupaten Berau dan Kabupaten Kutim tetap menyuplai dukungan kebutuhan korban terdampak banjir. Pemkab Kutim mengalokasikan dana sebesar Rp1,5 miliar untuk dana tanggap bencana yang dijadikan paket sembako sebanyak 3.000 paket yang telah didistribusikan.

“Kami menyalurkan untuk warga terdampak banjir. Langkah ini diambil secepatnya untuk meringankan beban masyarakat, semoga bermanfaat,” kata Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman.

Kepala Badan Penanggulan Bencana Daerah [BPBD] Berau, Thamrin, mengatakan sebagian desa yang tersedia di hulu Sungai Kelay dan Sungai Segah, di dalam perkembangannya, hampir telah tak tersedia genangan air.

“Hewan ternak warga tersedia yang hilang dan tanaman padi rusak. Sementara, untuk desa-desa yang berada di hilir Sungai Kelay dan Sungai Segah masih membutuhkan waktu menanti air surut,” sebutnya.

Warga terdampak bencana, kata dia, membutuhkan suplai air bersih. BPBD Berau bersama tim relawan telah menyiapkan sejumlah tandon besar untuk penampungan air bersih. Sejak 20 Mei lalu, Pemprov Kaltim termasuk telah mengirimkan dukungan ke Berau meliputi sembako, makanan siap saji, air bersih, obat-obatan, termasuk kebutuhan bayi dan lansia.